Info Sate Klathak Wonokromo
Sate Klathak Wonokromo, Ada matarantai ekonomi yang bergerak cepat, dengan irama usaha mirip irama musik rock, muncul pada saat proses (1) pra produksi Sate Klathak, saat terjadinya proses (2) produksi Sate Klathak dan (3) pasca produksi Sate Klathak di Wonokromi Pleret Bantul dan di daerah-daerah yang dalam jangkauan matarantai atau jaringan produksi Sate Klathak.
Yang menarik, matarantai ekonomi yang bergerak mengiringi proses produksi Sate Klathak adalah matarantai ekonomi yang berkeadilan sosial. Artinya, masing-masing yang terlibat dalam proses pra produksi, saat produksi dan pasca produksi mendapat bagian keuntungan yang proporsional. Bahkan sebagian keuntungan yang didapat para juragan Sate Klathak dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan atas kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan kegiatan adat seni budaya lokal.
Dengan sukarela dan tulus ikhlas para juragan Sate Klathak mengeluarkan dana semacam dana CSR (corporate social responsibility) secara mandiri dan berkelanjutan tanpa ada yang meminta karena muncul atau mrentul dari hati dan kehendak mereka sendiri. Ini sungguh praktek berekonomi dan merupakan bangunan ekonomi usaha yang berkeadilan sosial yang luar biasa yang dipraktekkan oleh anggota masyarakat Wonokromo dan sekitarnya yang bisa menjadi inspirasi bagi pelaku kegiatan usaha ekonomi produktif di masyarakat umum atau di masyarakat santri di tempat lain di Indonesia.
Pada saat pra produksi Sate Klathak, saat atau episode persiapan yang aktif terlibat adalah anggota masyarakat yang dalam usaha pertanian, usaha peternakan, usaha energi pembakaran yaitu usaha pembuatan arang, usaha pembuatan dan penyiapan bumbu dan pelengkap seperti usaha pembuatan garam, kecap, angkutan dan yang terlibat dalam usaha perdagangan produk pertanian dan produk peternakan. Secara berkala, produsen dan pedagang jeruji sepeda juga berperan pada pra produksi Sate Klathak. Sebab ketersediaan jeruji merupakan keniscayaan bagi kegiatan produksi Sate Klathak. Adanya kepastian suplai jeruji sepeda memberi rasa aman bagi produsen dan penjual Sate Klathak.
Apa yang disebut sebagai pasar ternak dan pasar tani sudah bergerak cepat pada saat pra produksi Sate Klathak ini dalam bentuk kegiatan berproduksi dan berdistribusi barang pertanian dan peternakan. Ini juga menghidupkan usaha transportasi barang produk pertanian dan peternakan tesebut. Mereka bergerak untuk mensuplai kebutuhan juragan Sate Klathak dan penjual Sate Klathak di Wonokromo dan tempat-tempat lainnya. Putaran uangnya pada saat pra produksi Sate Klathak ini dalam setahun sudah mencapai puluhan atau bahkan mencapai ratusan miliar rupiah.
Usia ideal kambing yang disetorkan ke para pengusaha Sate Klathak adalah usia muda. Usia muda di bawah satu tahun. Ini juga mempercepat usaha untuk mendatangkan kambing berusia muda ke Wonokromo. Kambing muda dari Wonosobo, Purworejo, Temanggung dan kambing dari Sumatra pun didatangkan ke Wonokromo untuk menjamin kepastian suplai kambing. Para peternak dan pedagang kambing dari tempat tersebut pun mendapat kepastian kalau hewan mereka akan terbeli dengan harga yang pantas. Mereka mendapat keuntungan yang proporsional sesuai dengan usaha dan posisi mereka sebagai peternak dan pedagang kambing.
Pada saat proses produksi Sate Klathak yang lebih dominan adalah proses transaksi kontraktual antara karyawan atau pegawai dengan juragan Sate Klathak atau usahawan Sate Klathak.
Operasionalisasi sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam memproses daging kambing mentah menjadi Sate Klathak matang dan lezat sehinga disukai konsumen dan dibeli konsumen. Suksesnya penjualan Sate Klathak ditentukan oleh bekerjanya sumber daya manusia yang profesional di bidang pesateklatakan ini. Uniknya, rekrutmen sumberdaya manusia Sate Klathak berikut proses peningkatan kapasitas kerja menuju derajat kompetensi dalam persateklatakan ini berlangsung secara kultural dan smooth. Proses rekrutmen tenaga kerja Sate Klathak berlangsung setengah tertutup dalam arti lebih mengutamakan warga Wonokromo atau kenalan mereka.
Peningkatan kapasitas kerja menuju kompetensi dalam persateklatakan berlangsung dengan pola in job training yang murni dan sederhana. Tenaga kerja atau sumber daya manusia yang baru misalnya, masuk ke dalam lingkungan kerja Sate Klathak diawali dengan proses magang, dalam bahasa Jawanya mereka bekerja lewat metode ngematke, niroake lan ngembangke, melihat dan memperhatikan kemudian menirukan apa yang dikerjakan juragan Sate Klathak atau karyawan senior kemudian mengembangkan ketrampilannya.
Dengan pola kerja seperti ini lama kelamaan mereka akan wanuh, dan memiliki keterampilan dalam membakar sate, mengetahui standar waktu yang diperlukan untuk mematangkan Sate Klathak. Juga mengetahui seberapa banyak garam perlu ditaburkan ke dalam daging. Mereka juga mengetahui standar usia kambing dan menaksir beratnya untuk menentukan harga kambing yang akan dibeli dari pemasok kambing. Ketrampilan dasar dalam persateklatakan ini terus diasah untuk sampai ke tingkat ahli.
Setelah berada pada level ahli mereka memiliki kompetensi untuk membuka cabang misalnya. Tentu kendali mutu dan kendali kerja mereka tetap berada di bawah kontrol otoritas juragan Sate Klathak mereka.
Pada saat pasca produksi Sate Klathak maka yang berlangsung adalah proses transaksi jual beli antara juragan Sate Klathak atau pengelola cabang warung Sate Klathak dengan pembeli atau konsumen Sate Klathak. Tugas juragan Sate Klathak, pengelola cabang warung Sate Klathak pada proses pasca produksi ini adalah memberikan pelayanan yang optimal kepada pembeli atau konsumen Sate Klathak.
Pelayana in door berupa pelayanan di dalam warung yang intinya membangun suasana nyaman bagi konsumen atau pembeli Sate Klathak.
Dalam hal ini (1) kebersihan ruangan perlu dijaga (2) penataan barang peralatan di dalam ruangan perlu dijaga kerapiannya (3) kebersihan Sate Klathak berikut nasi dan lalapan dan pelengkap lainnya perlu senantiasa dijaga (4) keramahan dan murah senyum disertai kata-kata santun perlu diberikan kepada setiap pengunjung (5) kecepatan dalam melayani pembeli atau konsumen perlu senantiasa diperhatikan sehingga mereka merasa penting, dihargai dan dipentingkan (6) menuruti permintaan konsumen atau pembeli sebatas memungkinkan.
Dengan demikian setiap pengunjung warung Sate Klathak akan terkondisi untuk fokus menikmati kelezatan klatak dan tidak terganggu hal-hal selain itu. Ini akan membuat pengunjung warung Sate Klathak menjadi pelanggan setia dan mereka dengan suka rela akan merekomemdasi warung ini kepada teman dan kenalan yang ingin menikmati Sate Klathak.
Pelayanan out door atau pelayanan kepada konsumen ketika baru sampai ke warung sungguh perlu diperhatikan sebaik-baiknya. Mengarahkan para tamu agar menempatkan kendaraan, apa pun kendaraannya, ke tempat parkir yang disediakan dengan tujuan agar kendaraan tamu atau konsumen ini tertata rapi di luar warung. Tujuannya sederhana, agar ketika tamu selesai makan dan membayar harga Sate Klathaknya mereka mudah menemukan kendaraan mereka dan mudah keluar dari lokasi warung Sate Klathak.
Tentu, sebagaimana pelayanan in door warung maka pelayanan out door warung Sate Klathak ini pun dipenuhi suasana santun, ramah dan bersahabat. Petugas parkir pun perlu mengucapkan terima kasih atas kunjungan para tamu ini. Untuk ini juga perlu dijaga ketelitian tukang parkir ketika ada tamu datang memarkir kendaraan kemudian masuk warung. Apakah kunci mobil atau motor telah dilepas atau belum. Kadang ada pembeli Sate Klathak saking kepingin menikmati Sate Klathak lupa melepas kunci kendaraan. Adalah tugas petugas parkir untuk melepas kunci kendaraan ini dan dengan ramah menyerahkan kepada pemiliknya.
Hal lain yang termasuk dalam pelayanan prima kepada pengunjung warung adalah menyediakan toilet, WC dan musholla di dekat warung. Pengunjung yang datang dari jauh sangat memerlukan fasilitas ini. Mungkin ketika sampai di warung Sate Klathak mereka belum shalat atau ingin buang air, mereka segera memanfaatkan fasilitas umum ini. Selain itu karyawan warung Sate Klathak juga perlu memberi keleluasaan dan kesempatan kepada pengunjung yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi di luar warung Sate Klathak atau di dalam warung Sate Klathak sebaga lokasi selfie dan melakukan kegiatan potret memotret.
Mereka pasti menemukan suasana yang unik, instagramable istilahnya, dan menarik untuk didokumentasikan sebagai dokumentasi pribadi atau sebagai bahan untuk dishare kepada kenalan lewat medsos. Yang membuat Sate Klathak makin popular selama ini antara lain jasa pengunjung yang dengan suka rela ngeshare hasil foto atau video singkat ketika mereka berkunjung ke warung Sate Klathak.
Mereka menambah dengan komentar yang asyik untuk memancing minat kenalan dan memancing komentar siapa saja yang melihat unggahan mereka di medsos. Makin banyak komentar, apalagi komentar kepuasan dan kenyamanan dan keunikan sebuah warung sate klatak, termasuk keramahan dan kecepatan karyawan dalam melayani konsumen makin populer pula sebuah atau beberapa buah warung Sate Klathak Wonokromo.
Jadi proses pasca poduksi Sate Klathak adalah proses pelayanan kepada konsumen dan proses publikasi berantai yang justru lebih banyak dilakukan oleh para konsumen. Tentu publikasi yang dilakukan oleh pemilik blog, portal online, channel para youtuber dan jurnalis online juga perlu dicermati sebagai proses sosialisasi warung Sate Klathak di dunia maya.
Advertensi atau iklan spontan dan alami ini sekarang ini tengah berlangsung secara massif dan dunia kuniler menjadi konten yang cukup dominan dalam dunia virtual atau jagad maya yang tengah menjadi dunia mengasyikkan bagi generasi milenial sekarang ini. Oleh karenanya merupakan hal yang perlu dicermati, didukung, diperhatikan dan disimak baik-baik oleh pengelola warung Sate Klathak. Kalau perlu pegelola warung Sate Klathak memiliki dan mengembangkan divisi penyiaran atau publikasi online yang beroperasi secara interaktif. Dengan demikian respon konsumen selalu terpantau dengan seksama.
Ternyata di dalam dan di luar segala aktivitas persateklatakan terbangun mata rantai ekonomi yang berkesinambungan dengan matarantai komunikasi sosial lewat dunia online, jagad maya dan alam virtual masyarakat kita sekarang ini. Ini yang membedakan dengan kegiatan usaha ekonomi ketika warga masyarakat Wonokromo masih berada episode membuka warung gulai, dengan sate sebagai menu tambahan.
Ketika warung gulai diubah menjadi warung sate, yang berubah ternyata ekosistem usaha dan atmosfir usahanya. Ini jelas menguntungkan dan bisa dimanfaatkan atau telah termanfaatkan sebagai momentum booming atau momentum akselerasi pertumbuhan warung Sate Klathak Wonokromo itu sendiri.